Jumat, Februari 13, 2009

Pasar Rawa Bening

Pasar ini berada dibilangan Jatinegara, Jakarta Timur. Lokasinya persis didepan Stasiun Kereta Api Jatinegara. Pasar ini terkenal sebagai sentra penjualan batu hias. Bila anda tertarik untuk mengoleksi berbagai macam batu hias, batu cincin atau akik, anda harus menyempatkan waktu untuk mengunjungi pasar tradisional ini. Selain batu hias, pasar ini juga menjual kerajinan perak, perunggu dan tembaga. Harga produk-produk yang ditawarkan di pasar ini juga relatif terjangkau oleh saku kita. /Rem

Sumber gambar: http://satrio74.files.wordpress.com/2008/05/pgj-6.jpg

Pasar Tanah Abang

Pasar Tanah Abang adalah salah satu pasar tradisional di Jakarta. Pasar ini dikenal sebagai pusat penjualan tekstil terbesar di Asia tenggara. Pasar ini sudah ada sejak tahun 1735. Pangsa pasarnya juga bukan hanya lokal, tetapi juga dari mancanegara. Banyak pengunjung dari luar negeri yang sengaja datang ke pasar ini untuk berbelanja. Kebanyakan dari mereka adalah para pengusaha garmen. Malah banyak juga pengusaha fesyen dari pusat-pusat fesyen di Eropa yang membuat rancangan gaun mereka dari tekstil yang mereka beli disini.

Bagi turis lokal domestik ataupun mancanegara, jangan lewatkan untuk mengunjungi pasar ini saat berkunjung ke Jakarta. Disini anda bisa membeli segala produk tekstil dengan harga yang terjangkau. /Rem

Sumber gambar: http://www.ebizzasia.com/images/ed06-tanahabang-01.jpg

Pasar Burung Pramuka


Pasar ini terkenal sebagai pusat penjualan unggas peliharaan. Lokasinya yang berada di dekat pusat kota, tepatnya di Jalan Pramuka, Jakarta Pusat menjadikan pasar ini mudah untuk dijangkau dari mana-mana. Unggas yang dijual di pasar ini sangat beraneka ragam, dari burung hias, ayam pelung, ayam bekisar, ayam bangkok sampai angsa dan ayam kalkun. Harganyapun beragam, dari yang hanya berkisar puluhan ribu sampai jutaan rupiah. Pasar ini juga menjual pakan dan sangkar unggas.

Selain unggas, aneka kios di pasar ini juga menjual aneka ragam hewan peliharaan lainnya seperti: kera, kus-kus, ular, kelinci, marmut, hamster hingga kucing hutan.

Bagi penggemar hewan-hewan peliharaan, jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung ke pasar tradisional ini. Anda akan menemukan hewan perliharaan kesayangan anda disini.

Tapi perlu diingat bahwa ada beberapa hewan langka yang juga dijual disini. Bila anda berminat membeli hewan tersebut, jangan lupa untuk memeriksa kelengkapan dokumen-dokumennya agar anda terhindar dari jeratan hukum. /Rem

Sumber gambar: http://img396.imageshack.us/img396/3006/20449933zz8.jpg

Rabu, Februari 11, 2009

Perkebunan Teh di Pengalengan



Pengalengan terkenal dengan perkebunan teh Malabar yang didirikan sejak 1860. Kala itu, keindahan Gunung Malabar telah menambatkan hati meneer-meneer Belanda untuk melancong ke sini. Tak hanya tempat istirahat, mereka juga mulai membangun proyek irigasi dan berdagang.

Salah satunya adalah KAR Bosscha. Arsitek Belanda ternama ini akhirnya memutuskan bermukim di sana dan membangun istana mungilnya. Bosscha juga akhirnya memilih dimakamkan di sana.

Hingga kini, peninggalannya masih terawat utuh. Rumah kediamannya dijadikan wisma oleh PT Perkebunan Nusantara. Sementara makamnya dengan kubah berwarna putih, berdiri tegak di depan rumahnya dulu.
Pengalengan sejatinya tak hanya menawarkan romantisme dari zaman kolonial. Anda juga bisa berolah raga menyusuri perkebunan teh Malabar. Di sana ada pula pemandian air panas Cibolang untuk menghilangkan lelah.

Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk menikmati kemewahan ini. Setiap kamar wisma PTPN bisa disewa dengan harga antara Rp 220-270 ribu per malam. Beberapa penginapan milik penduduk sekitar bertaraf melati, juga tersebar di sini. /Dew


Sumber gambar: http://jagaindonesia.com/blog/wp-content/uploads/2014/07/PERKEBUNAN-TEH-RANCABALI2.jpg

Observatorium Bosscha



Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi di Lembang, Jawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektar, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299. /Rem

Sumber gambar: http://www.tempatwisatamu.com/wp-content/uploads/2014/09/bosscha.jpg

Taman Edelweis di Puncak Papandayan



Taman ini terletak di Puncak Salada yang merupakan puncak tertinggi dari Gunung Papandayan. Gunung Papandayan terletak di Propinsi Jawa Barat, tepatnya diantara Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung. Gunung Papandayan dapat dicapai melalui pintu masuk yang berada di Desa Cikajang. Dari Cikajang, kita melanjutkan perjalanan menanjak ke arah kaki Gunung Papandayan. Sebenarnya jalur ini muat dilalui oleh kendaraan roda empat, tapi bila anda memang berniat untuk menikmati pemandangan pegunungan sambil menjajal kemampuan fisik anda sebagai pencinta alam, disarankan untuk menempuh perjalanan dengan berjalan kaki.

Hawa yang dingin akan mulai terasa ketika kita sampai di kaki gunung, terlebih bila senja menjelang. Tapi jangan khawatir, dikaki gunung ini, untuk pengunjung yang berniat untuk beristirahat, anda dapat menemukan banyak penduduk setempat yang menjual makanan seperti: jagung bakar, mie rebus, ubi rebus dan minuman hangat. Jadi anda bisa menikmati hidangan ala kadarnya tersebut sambil menunggu tenaga anda pulih untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak Salada.

Bila tenaga anda sudah pulih, silahkan melanjutkan perjalanan anda ke arah Puncak Salada. Tapi anda harus berhati-hati karena jalur dari kaki gunung menuju Salada menanjak dan melalui kawah-kawah yang masih mengeluarkan hawa belerang. Disarankan untuk menggunakan masker penutup mulut dan hidung untuk mencegah keracunan gas belerang tersebut.

Dalam waktu sekitar 2-3 jam, anda akan segera sampai di Puncak Salada. Dipuncak ini anda akan menemukan taman bunga Edelweis. Tapi mohon agar jangan memetik bunga ini karena termasuk bunga yang dilindungi. Bila anda nekad dan tertangkap oleh polisi hutan atau jagawana anda akan mendapatkan sangsi hukum.

Bila anda memang benar-benar berniat memenuhi hasrat kecintaan anda terhadap olahraga pegunungan, dari Puncak Salada anda bisa melanjutkan perjalanan melalui hutan dan perkebunan teh. Jalur itu nantinya akan tembus ke daerah Ciwidey dan Pengalengan di wilayah Bandung Selatan. /Rem

Sumber gambar: http://www.thejakartapost.com/files/images2/p21-apanoramic.jpg

Gunung Tangkuban Perahu



Cerita Sangkuriang lekat dengan legenda Gunung Tangkuban Parahu. Kisah percintaan terlarang antara ibu dan anak menjadi dongeng pengantar sebelum tidur.

Dalam bahasa Sunda, Tangkuban Parahu bisa diartikan perahu yang tengkurap. Dari kota Bandung, gunung ini memang seperti perahu yang terbalik.

Namun bukan legenda itu yang membuat gunung itu menarik dikunjungi. Terletak sekitar 20 kilometer dari kota Bandung, Tangkuban Parahu adalah satu dari banyak gunung berapi di Pulau Jawa. Hingga saat ini, kawahnya masih aktif dan mengepulkan hawa belerang panas.

Gunung ini terakhir meletus pada 1910. Akibat letusan itu, lahirlah 9 kawah yang aktif. Beberapa diantaranya adalah Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak.

Selain menikmati kawah berapi, gunung ini juga memanjakan wisatawan dengan alamnya yang indah. Hutan Jayagiri di kaki gunung, bisa menjadi salah satu pilihan bagi penggemar olah raga hiking. Siapkan sepatu kets, Anda pun siap menjelajah hutan pinus yang rindang.
/Dew

Sumber gambar: http://fc01.deviantart.com/fs5/i/2004/279/9/4/Bandung_Crater_by_SqueakingShoeless.jpg

Taman Hutan Raya Juanda



Kawasan ini merupakan hutan lindung yang sekarang dikenal dengan Taman Hutan Raya (THR) Ir. H. Djuanda. Di tempat ini ada peninggalan sejarah pada masa penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang yang tak dapat dilupakan oleh warga Jawa Barat umumnya dan warga Bandung Khususnya yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang. Kawasan bandung Utara dapat dijangkau melalui 3 jalur jalan utama: Jalan Dago (Ir. Juanda), Jalan Ciumbeuleuit dan Jalan Setiabudi.
Tempat wisata yang terkenal di kawasan ini adalah Curug Dago dan hutan tropis yang sangat segar udaranya. Jalur menuju pusat hutan ini bisa dilalui dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar dan rimbun.
Bila anda ada kesempatan datang ke kota Bandung, jangan lewatkan untuk berkunjung ke kawasan ini.

Daerah menarik lainnya di sekitar kawasan ini adalah:

  • Dago Tea House. Sebuah restoran dengan konsep podium pertunjukan terbuka (open air), Makanan yang disediakan adalah menu khas Jawa Barat.
  • Kawasan Puncrut. Biasa digunakan sebagai tempat berolah-raga dan berjalan-jalan pagi bagi warga Bandung dan para wisatawan.
  • Dago Golf. Lapangan golf yang terletak di sekitar kawasan Dago.
/Rem
Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhM1u6iex8ygcOKNmhDjCyz1e1Q2CYOEb1iqP2ODtg6Z0VU7GwCFM5BqqeuGXjII5IMiKM-FazAAQJwhpOsjXNctGcdnT8kzNdpaiwQtnvBWZqhaB9x16ej4ZeHWSqePMGBp22R6tM4sAQ/s400/tahura.jpg

Kebun Raya Bogor




Kebun Raya Bogor atau Kebun Botani Bogor adalah sebuah kebun penelitian besar yang terletak di Kota Bogor, Indonesia. Luasnya mencapai 80 hektar dan memiliki 15.000 jenis koleksi pohon dan tumbuhan.
Saat ini Kebun Raya Bogor ramai dikunjungi sebagai tempat wisata, terutama hari Sabtu dan Minggu. Banyaknya pohon-pohon besar yang menaungi taman raksasa ini sangat nyaman sebagai tempat wisata. Udara yang segar langsung terasa begitu kita memasuki kawasan pohon-pohon tua di taman ini.

Di sekitar Kebun Raya Bogor juga tersebar pusat-pusat keilmuan yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi, dan Institut Pertanian Bogor.

Koleksi pohon dan tumbuhan


  • Bunga bangkai. Salah satu daya tarik utama Kebun Raya Bogor adalah bunga bangkai (Amorphophalus titanum) karena saat-saat mendekati mekar akan mengeluarkan bau bangkai yang menyengat. Bunga ini dapat mencapai tinggi 2m dan merupakan bunga majemuk terbesar di dunia tumbuhan.
  • Pohon kelapa sawit tertua di Asia Tenggara. Pohon unik ini masih hidup sampai sekarang.
Bagi pengjunjung yang berniat menginap di kawasan ini, terdapat beberapa hotel disekitar Kebun Raya Bogor yang dapat menjadi tempat bermalam. Anda juga dapat berbelanja aneka macam buah-buahan dan makanan tradisional khas dari kota Bogor disekitar tempat ini. /Rem
Sumber gambar: http://indahnesia.com/Images/Photobook/2008/2008_kebun_raya_bogor_66.jpg

Museum Satria Mandala




Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto ini awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti koleksi ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat terbang (satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto).
Selain itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu di museum ini dipamerkan juga tandu yang dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman saat beliau bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan kembali Belanda pada era 1940-an.
Masih dalam kompleks Museum TNI Satriamandala ini terdapat juga Museum Waspada Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika TNI bersama-sama dengan rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan pada ear tahun 1960-an. Fasilitas lainnya yang ada di Museum TNI Satriamandala ini antara lain adalah Taman Bacaan Anak, Kios Cinderamata, Kantin serta Gedung Serbaguna yang berkapasitas 600 kursi.
/Rem

Sumber gambar: http://farm4.static.flickr.com/3037/2969910505_c83d8b69b5.jpg?v=0

Museum Gajah





Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah, adalah sebuah museum yang terletak di Jakarta Pusat dan persisnya di Jalan Merdeka Barat.

Sejarah Museum Gajah
Museum Nasional Republik Indonesia adalah salah satu wujud pengaruh Eropa, terutama semangat Abad Pencerahan, yang muncul pada sekitar abad 18. Ia dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Belanda di bawah Gubernur-Jendral JCM Radermacher sebagai respons adanya perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda. Museum ini diresmikan pada tahun 1868, tapi secara institusi tahun lahir Museum ini adalah 1778, saat pembentukan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen oleh pemerintah Belanda.
Museum Nasional dikenal sebagai Museum gajah sejak dihadiahkannya patung gajah oleh Raja Chulalongkorn dari Thailand pada 1871. Tetapi pada 28 Mei 1979, namanya resmi menjadi Museum Nasional Republik Indonesia. Kemudian pada 17 Februari 1962, Lembaga Kebudayaan Indonesia yang mengelolanya, menyerahkan Museum kepada pemerintah Republik Indonesia. Sejak itu pengelolaan museum resmi oleh Direktorat Jendral Sejarah dan Arkeologi, di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Tetapi mulai tahun 2005, Museum Nasional berada di bawah pengelolaan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Catatan di website Museum Nasional Republik Indonesia pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksinya telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksinya sudah melebihi 140.000 buah, tapi baru sepertiganya saja yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.
Museum ini terletak di Jalan Merdeka Barat.

Koleksi Museum Nasional
Gambar Prasasti dari Singosari, Malang bertarikh tahun 1351 Masehi. Prasasti yang merupakan koleksi Museum yang juga dikenal sebagai Museum Gajah ini, terkenal karena menyebut nama Mada yang kemungkinan berkaitan dengan tokoh Gajah Mada.Museum Gajah banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain yang termasuk koleksi adalah arca-arca kuna, prasasti, benda-benda kuna lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, dan benda berharga.
Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi Museum Gajah termasuk naskah-naskah manuskrip kuna. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Gajah kini disimpan di Perpustakaan Nasional.
Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini terbanyak dan terlengkap di dunia. Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara.
Koleksi yang menarik adalah Patung Bhairawa patung yang tertinggi di Museum Nasional dengan tinggi 414 cm ini merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di bumi. Patung ini berupa laki-laki berdiri diatas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab ditangan kanannya, ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat. Diperkirakan patung ini berasal dari abad ke 13 - 14. Koleksi arca Buddha tertua di Museum ini berupa arca Buddha Dipangkara yang terbuat dari perunggu, disimpan dalam ruang perunggu dalam kotak kaca tersendiri, berbeda nasibnya dengan arca Buddha, arca Hindu tertua di Nusantara, yaitu Wisnu Cibuaya (sekitar 4M) terletak di ruang arca batu tanpa teks label dan terhalang oleh arca Ganesha dari candi Banon.
/Rem

Sumber gambar: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/Museum_Nasional_Indonesia.jpg/300px-Museum_Nasional_Indonesia.jpg

Pelabuhan Sunda Kelapa



Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya di Jakarta, Indonesia. Pelabuhan ini terletak di kelurahan Penjaringan, kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Meskipun sekarang Sunda Kelapa hanyalah nama salah satu pelabuhan di Jakarta, daerah ini sangat penting karena desa di sekitar pelabuhan Sunda Kelapa adalah cikal-bakal kota Jakarta yang hari jadinya ditetapkan pada tanggal 22 Juni 1527. Kala itu Sunda Kelapa milik Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran (sekarang kota Bogor) yang direbut oleh pasukan Demak dan Cirebon. Walaupun hari jadi kota Jakarta baru ditetapkan pada abad ke-16, sejarah Sunda Kelapa sudah dimulai jauh lebih awal, yaitu pada jaman pendahulu Kerajaan Sunda, yaitu kerajaan Tarumanagara. Kerajaan Tarumanagara pernah diserang dan ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya dari Sumatera. Oleh karena itu, tidak heran kalau etnis Sunda di pelabuhan Sunda Kelapa menggunakan bahasa Malayu yang umum di Sumatera, yang kemudian dijadikan bahasa nasional, jauh sebelum peristiwa Sumpah Pemuda.
/Rem

Sumber gambar: http://static.republika.co.id/uploads/images/inpicture_slide/kapal-kapal-bersandar-di-pelabuhan-sunda-kelapa-jakarta-utara-minggu-_120206094257-995.jpg

Old Batavia




Kawasan ini merupakan cikal bakal kota Jakarta sekarang. Di kawasan ini terdapat museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai museum Sejarah Jakarta atau museum Batavia. Berlokasi di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi.
Gedung ini dulu adalah Stadhuis atau Balai Kota, yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn. Bangunan balaikota itu serupa dengan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah.
Gedung-gedung di kawasan ini sangat unik dengan arsitektur khas zaman kolonial. Terdapat beberapa tempat makan dan hotel dengan gaya khas Jakarta tempo doeloe, salah satunya adalah Hotel Omni Batavia.
/Rem

Sumber gambar: http://www.iberita.com/wp-content/uploads/2014/03/Museum-Fatahillah-Kota-Tua-Jakarta.jpg

Jalan Surabaya




Jalan Surabaya sudah terkenal sejak lama sebagai pusat penjualan barang antik. Anda bisa menemukan segala macam barang antik yang berasal dari wilayah-wilayah nusantara di pasar ini. Barang yang dijual berupa topeng, senjata tradisional, patung, lampu hias, guci dan masih banyak barang lainnya. Beberapa kios juga menjual pernak-pernik kecil yang biasanya dijadikan souvenir oleh para wisatawan seperti koin-koin.

Bagi anda penggemar barang antik, jangan lewatkan untuk mengunjungi pasar ini.

Mengenai harga, anda harus menyiapkan modal lumayan besar untuk berbelanja di pasar ini, karena harga yang ditawarkan cukup mahal, berkisar antara ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah. /Rem

Sumber gambar: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifMvBB9oEL8m5c3YR8J1kHmud5RyUlFTqn2XztVDVRCStyt56PWhhdC7MXq6RcyOAoYxy1_Nl9CYQOBWI4BcQbZDen9ZMXQkHybwNjrnYSeaM_-Mm70RMb8jqd6mtHKrAUXbCwx5GPeDnp/s1600/Jalan+Surabaya.jpg

Selasa, Februari 10, 2009

Gorilla di Pusat Primata Schmutzer




Pusat Primata Schmutzer berlokasi didalam kebun binatang Ragunan. Tempat ini diresmikan tahun 2002. Tempat ini merupakan sebuah lembaga bantuan hibah dari mendiang nyonya Puck Schmutzer, seorang pemerhati satwa langka di Indonesia yang disumbangkan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam upaya pelestarian satwa liar di Indonesia, khususnya dari spesies primata (kera).

Disini, anda dapat melihat segala macam jenis kera langka dari yang berukuran mini seperti kera Tamarin, sampai dengan kera terbesar seperti Gorila. /Rem

Sumber gambar: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/b4/Pintu_masuk_smutzer.jpg

Komodo di Kebun Binatang Ragunan




Kebun Binatang Ragunan adalah sebuah kebun binatang yang terletak di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia. Kebun binatang seluas 140 hektar ini didirikan pada tahun 1864. Di dalamnya, terdapat berbagai koleksi yang terdiri dari 295 spesies dan 4040 spesimen. Terdapat juga wahana bermain anak-anak yang bisa berinteraksi langsung dengan hewan-hewan liar dengan didampingi oleh pawang yang terlatih. Di lokasi ini juga terdapat Pusat Primata Scmuthzer yang terkenal didunia. Bagi anda yang berniat membeli hewan peliharaan, disekitar lokasi pintu masuk terdapat para pedagang yang menjual hewan-hewan piaraan seperti: kelinci, marmut, burung, dll. /Rem
Sumber gambar: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/13/Komodo_dragon_Varanus_komodoensis_Ragunan_Zoo_5.JPG

Taman Nasional Ujung Kulon





Taman Nasional Ujung Kulon terletak di bagian paling barat Pulau Jawa, Indonesia. Kawasan Taman nasional ini juga memasukan wilayah Krakatau dan beberapa pulau kecil disekitarnya seperti Pulau Handeuleum dan Pulau Peucang. Taman ini mempunyai luas sekitar 1,206 km² (443 km² diantaranya adalah laut), yang dimulai dari tanjung Ujung Kulon sampai dengan Samudera Hindia.
Taman Nasional ini menjadi Taman Nasional pertama yang diresmikan di Indonesia, dan juga sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1992, karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.
Pada awalnya Ujung Kulon adalah daerah pertanian pada beberapa masa sampai akhirnya hancur lebur dan habis seluruh penduduknya ketika Gunung Krakatau meletus pada tanggal 27 Agustus 1883 yang akhirnya mengubahnya kawasan ini kembali menjadi hutan.
Izin untuk masuk ke Taman Nasional ini dapat diperoleh di Kantor Pusat Taman Nasional di Kota Labuan atau Tamanjaya. Penginapan dapat diperoleh di Pulau Handeuleum dan Peucang.
/Rem

Sumber gambar: http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/image/ujungkulon02.jpg

Istana Bogor



Istana Bogor merupakan salah satu dari enam Istana Presiden Republik Indonesia yang mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan ini dikarenakan aspek historis, kebudayaan dan fauna yang menonjol. Salah satunya adalah adanya rusa – rusanya yang indah yang didatangkan langsung dari Nepal dan tetap terjaga dari dulu sampai sekarang.
Saat ini sudah menjadi trend warga Bogor dan sekitarnya setiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya berjalan- jalan diseputaran Istana Bogor sambil memberi makan rusa- rusa indah yang hidup di halaman Istana Bogor dengan wortel yang diperoleh dari petani- petani tradisional warga Bogor yang selalu siap sedia menjajakan wortel- wortel tersebut setiap hari libur. Seperti namanya, istana ini terletak di Bogor, Jawa Barat.
Walaupun berbagai kegiatan kenegaraan sudah tidak dilakukan lagi, khalayak umum diperbolehkan mengunjungi secara rombongan, dengan sebelumnya meminta izin ke Sekretaris Negara, c.q. Kepala Rumah Tangga Kepresidenan.

Karya seni di Istana Bogor


Banyak barang asli turun temurun yang berada di Istana Bogor rusak, hancur, atau hilang pada masa Perang Dunia II. Karena itu, seluruh karya seni dan perabotan klasik yang berada di Istana Bogor bermula dari awal tahun 1950.
Koleksi-koleksi karya seni dan dekorasi internasional banyak berasal dari hadiah negara-negara asing, yang memberikan aksen mewah di Istana Bogor. Salah satunya adalah tempat penyangga lilin cristal bergaya Bohemian dan karpet langka dari Persia yang melapisi lantai ruang utama di Istana Bogor.
Koleksi istana meliputi:
  • 450 lukisan, di antaranya adalah; karya pelukis Indonesia Basuki Abdullah, pelukis Rusia Makowski, dan Ernetst Dezentje
  • 360 patung
  • Susunan lantai keramik mewah yang tersebar di istana. Salah satu dari koleksi keramik yang paling mengesankan, berasal dari Rusia, sumbangan dari Perdana Menteri Khrushchev di tahun 1960.
  • Hadiah hadiah kenegaraan, di antaranya adalah tengkorak harimau berlapis perak, hadiah dari Perdana Menteri Thanom Kittikachorn dari Thailand pada tahun 1958, karya seni dari Swedia dikenal sebagai "Tangan Tuhan", patung perunggu "Hercules" oleh pemahat asal Polandia, Patung Pegassus dari Swedia terlihat terbang di antara pohon berumur ratusan tahun di halaman Istana Bogor
Hotel Salak The Heritage Bogor
Pada tahun 1856 berbarengan dengan dibangunnya kembali Istana Bogor, pemerintah Belanda membangun sebuah Hotel yang dibangun sebagai rumah kediaman tamu di Istana Bogor.
Hotel ini dulunya dikenal dengan Binenhoff Hotel atau Bellevue Hotel, setelah Indonesia merdeka Hotel ini kemudian diserahkan ke pemerintah Indonesia dan diberi nama Hotel Salak The Heritage Bogor yang mengambil nama dari Gunung Salak sebagai gunung terbesar di Bogor.
Hotel Salak The Heritage Bogor saat ini telah kelola secara professional, seperti hotel hotel pada umumnya dengan fasilitas 120 kamar, 12 ruang rapat, 3 restoran, Kinanty Music Café, kolam renang, dan fasilitas lainnya. Hotel Salak The Heritage tetap dijaga kelestariannya oleh pemerintah sebagai salah satu saksi sejarah pendukung keberadaan Istana Bogor.

/RemSumber gambar: http://www.fig.net/news/news_2004/jakarta_03_04/bogor_palace_600.jpg

Taman Nasional Gede Pangrango




Taman nasional ini terletak diantara Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Terdapat dua buah puncak yang terkenal yaitu Puncak Gede dan Puncak Pangrango. Lokasi ini menjadi tempat favorit untuk para pencinta alam yang berasal dari wilayah Jawa Barat dan sekitarnya. Ketinggian kedua puncak ini sekitar 1000-3000 m dengan suhu rata-rata berkisar 18º Celcius. Gerbang utama untuk menuju puncak Gede Pangrango adalah melalui jalur Cipanas dan Cibodas. Bagi para pencinta alam, jangan lewatkan kesempatan untuk berkunjung ke tempat ini.

Objek-objek menarik yang terdapat di lokasi ini antara lain:

  • Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.
  • Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.
  • Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor terlihat dengan jelas, atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.
  • Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam perjalanan dari Cibodas.
/Rem
Sumber gambar: http://farm3.static.flickr.com/2045/2512947678_2426410950.jpg